21.11.08

HARI TERINDAH


Hari ini adalah hari yang bahagia untuk kita semua yang ada di ruangan ini. Kebahagaian akan terasa legkap jika dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai. Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak akan diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita yaitu keluarga terutama orang tua. Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan serta bimbingan dari orang tua. Bahagiaku surga mereka dan deritaku pilu mereka.

Aku berdiri mengenakan toga ini disebuah jalan setapak yang gelap. Pandanganku tertuju pada dua orang dikejauhan sana dengan senyuman yang tak asing dimataku. Dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai dan aku sayangi. Ya... mereka papa dan mamaku. Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka. Seiringnya langkah terlintas di benakku atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini..

Mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan, mama yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini, mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papa yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup, detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Apakah yang dapat kulakukan untuk membalas mereka?, Sering aku tutup kuping gak mau dengarin nasehat mereka, sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku, sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalanku, sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku, dan bahkan sering aku mengeluarkan kata-kata kasar yang gak pantas mereka dengar dari bibirku, dasar cerewet, kuno, kolot. Tapi apakah mereka memendam perasaan dendam terhadapku?, Tidak, tidak sama sekali. Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka, bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam stiap doa-doa mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Ya Tuhan... betapa durhakanya aku. Tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku.

Langkah langkahku terhenti dihadapan mereka. Dan kupandangi papa dan mamaku inci demi inci. Badan yang dulu tegap, kekar kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkeriput. Kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku mengenakan toga ini. Kucium tangan mereka, kupeluk mereka samnbil berkata, papa mama, yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membalas semua yang papa dan mama berikan selama ini kepadaku. Terima kasih pa, Terima kasih ma, aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku.

Tidak ada komentar: